Ketika bicara soal hubungan antara mantan pacar, ada beberapa kemungkinan yang akan muncul. Dua di antaranya adalah berteman baik lalu melupakan apa yang sudah terjadi dulu, satu lagi adalah berusaha berteman baik padahal sebenarnya masih ingin lebih. Dua hal ini ditampilkan dalam film pendek Kita Tak Bisa Ke Mana-mana Lagi.
Film pendek ini disutradarai oleh Fazrie Permana yang sekaligus juga menjabat sebagai penulis naskah. Dua pemeran utamanya menampilkan Sheila Dara Aisha sebagai Gigi dan Rolando Octavio sebagai Nino.
Gigi sudah lama tinggal di luar negeri dan kini dia sedang berkunjung ke Jakarta. Gigi juga sudah bertunangan dan selangkah lagi akan naik ke pelaminan. Itu yang Nino tahu tentang mantan kekasihnya itu. Nino yang di awal film menolak buat mengangkat teleponnya (yang kita bisa tebak dari siapa) ternyata punya rencana. Sesuatu yang dibangun sejak awal film dan disajikan klimaks di akhir film.
Awalnya obrolan Gigi dan Nino di dalam mobil (nyaris semua degan dalam film terjadi di sana, ngomong-ngomong) berjalan santai. Mereka bernostalgia ketika masih pacaran dulu. Sebuah obrolan yang akan membuat kamu sebagai penonton akan berpikir bahwa pertemanan antara dua mantan pacar itu adalah hal yang mungkin dan Kita Tak Bisa Ke Mana-mana Lagi menjanjikan harapan itu.
Lalu Gigi mulai merasakan getaran-getaran aneh ketika mendengar Nino mengaku bahwa dirinya juga sudah dalam proses persiapan pernikahan. Pembicaraan mereka yang awalnya berisi hal-hal receh mulai dari makan burger di rooftop sampai adu kentut berubah drastis ke soal hidup dan kebahagiaan.
Nino lewat dialog-dialognya sangat mengisyaratkan bahwa dirinya masih tidak bisa move on dari Gigi. Sementara Gigi seratus persen merasa bahwa pernikahannya adalah jalan hidup yang memang dipilih untuknya. Dipilihkan oleh orang tua dia. Nino mempertanyakan kebahagiaan Gigi soal itu.
Selama kurang lebih 20 menit durasi film pendek ini, kita diajak mengendarai roller coaster hubungan Gigi dan Nino setelah lama putus. Lewat pembicaraan mereka yang seru dan menyenangkan, kita juga tahu seperti apa hubungan mereka saat pacaran dulu dan sejauh apa mereka tumbuh dewasa setelah putus.
Dialog Gigi dan Nino pun sangat kekinian dan menyinggung permasalahan-permasalahan yang memang sedang terjadi di kalangan millennials. Seperti soal 'apa kamu sudah bahagia?', pernikahan yang diatur orang tua, keharusan buat punya anak, dan kecemasan-kecemasan tentang masa depan yang tidak pasti. Menyaksikan Gigi dan Nino bercanda hingga bertengkar seperti melihat dua teman yang sedang ngobrol dan bikin kamu ingin juga ikut terlibat dengan pembicaraan mereka karena kamu pun berpikir hal yang sama atau merasakan hal yang sama.
Cara sutradara menampilkan cerita meski hanya dari percakapan antara dua peran utamanya sangat apik. Sehingga ketika sudah sampai di penghujung film pendek ini, kamu dibuat menginginkan hal yang lebih.
Setelah menyaksikan Kita Tak Bisa Ke Mana-mana Lagi sampai akhir, kamu akan setuju bahwa ini adalah judul yang tepat buat kisah ini. Iya, karena memang hari sudah malam dan membuat Gigi dan Nino tidak bisa ke mana-mana lagi, dan iya, karena rupanya meski sudah terpisah jarak dan waktu, hati mereka masih ada di rooftop bersama burger mahal yang tidak bikin kenyang itu.